Tuesday, November 20, 2018

Isu Pengaturan Skor Kembali Muncul di Sepakbola Indonesia

Hallo sobat Jendela Sebelah!, Sepakbola Indonesia kembali digemparkan oleh isu pengaturan skor. benarkah ini terjadi? jika benar ini menunjukan bahwa belum ada upaya perbaikan dari PSSI induk sepakbola seluruh Indonesia setelah terkena sanksi dari FIFA.

Yaahhh sebuah gambar yang beredar di media social yang menggambarkan suasana ruang ganti setelah pertandingan Persib vs Psms medan di Stadion kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. yang dimana dalam gambar tersebut tertulis bahwa Coach mario Gomez menuduh ke 4 pemainya yakni Ghozali, Ardi Idrus, Supardi dan Eka ramdani mendapat sogokan oknum tertentu. Kemudian hal ini viral di media social. bahkan sampai ke telinga manager Persib Bandung yakni Umuh Muchtar. Mendengar hal ini ia langsung menyampaikan bahwa berita yang beredar itu tidak benar dan fitnah. "Menuduh Supardi dan teman-temanya kena suap itu adalah kabar biadab. Saya sangat menyayangkan karena mereka tidak dibawa dilaga selanjutnya melawan PSIS Semarang" Kata Umuh dikutip dari Bolasport.com.


Bukan itu saja sobat Jendela Sebelah ada sebuah berita lagi yang beredar yakni seusai pertandingan liga 2 tepatnya di grup A pada laga Aceh united vs Psmp Mojokerto dimana pada laga inidimenangkan oleh Aceh united yang berlaku sebagai tuan rumah dengan skor (3-2). Namun ada beberapa kejanggalan dari pertandingan ini dimana Pertandingan ditunda 10 menit padahal ini adalah laga penentuan dimana seharusnya disaat yang bersamaan di grub a ada pertandingan antara Semen padang vs Kalteng Putra. Kejanggalan berikutnya terjadi ketika skor 3-2 untuk keunggulan tuan rumah, yaitu saat Psmp Mojokerto mendapatkan penalti dimenit akhir diamana yang biasanya menjadi algojo utama penalti psmp adalah Indra Setiawan malah diambil pemain yang baru saja masuk adalah Krisna Adi yang kemudian menendang bola jauh kekiri dari gawang tuan rumah. padahal jika ini goal akan mengantarkan Psmp ke semifinal. Keanehan lainya yaitu pada saat itu juga tidak ada pemain Psmp yang bersiap untuk melakukan Rebound dan saat mereka mendapatkan tendangan pojok hanya ada 2 pemain yang menunggu dikotak penalti padahal mereka sangat butuh goal untuk ke semi final. mereka seperti tidak bersemangat untuk menyamakan kedudukan. Hal ini menimbulkan opini publik di media sosial seperti dibicarakan oleh seseorang yang mengatakan"Pemain Psmp takut jika mereka lolos liga 1 maka mereka takut psmp dijual ke oknum tertentu yang akan mengubah homebase dari Mojokerto ke Sidoarjo dan mengubah nama menjadi Sidoarjo United" namun ini tidak masuk akal karena pemain sejatinya ingin juara/masuk diliga 1. dan adapula yang mengungkapkan bahwwa"Skenario tidak berjalan di grub ini dimana yang diloloskan adalah Kalteng Putra dan Psmp Mojokerto hal ini dikarenakan pemilik kedua club ini adalah orang yang sama, pertandingan diundur 10 menit karena ingin melihat pertandingan antara Semen Padang vs Kalteng. dimana pertandingan ini skornya adalah 2-1 dimenit 62. dan dipesanlah penalti di babak kedua untuk Psmp. agar meloloskan Kalteng Putra dan Psmp. namun Semen Padang justru mencetak goal tambahan dan membuat skor 3-1. maka dari ini membuat Semen Padang lolos dan salah satu diantara Kalteng dengan Psmp harus dikorbankan. karena dinilai Kalteng memiliki stadion lebih layak dari Psmp maka Psmp yang dikorbankan dimana pemain pengganti dimasukan untuk mengambil penalti dan sudah diintruksikan untuk membuang penaltinya yakni Krisna Adi. ini bertujuan agar Kalteng yang lolos" ucap seseorang di media Social. Jadi benarkah ini adalah Match Fixing? Menurut sobat Jendela Sebelah seperti apa?

0 comments:

Post a Comment

BTemplates.com